HitsIDN - Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Wewewa Tengah, SBD, NTT, Saingo Gollu membenarkan adanya siswa di sekolah tersebut yang menolak hormat bendera.
Saingo menyebut siswa yang tidak mau hormat bendera saat upacara adalah penganut aliran saksi saksi Yehuwa atau Yehovahs Witnesses.
Menurut Saingo, ada 4 orang siswa yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang teridentifikasi menolak hormat bendera karena menganut aliran tersebut. Dari keempat siswa tersebut, 3 diantaranya kelas VIII dan 1 kelas IX.
"Saya sudah cek biodata mereka dan ada 4 orang. Dua laki-laki dan dua perempuan," kata Saingo kepada HitsIDN, Rabu (09/11/2022).
Baca Juga: Jika Mayat Terbakar di Kota Kupang Terbukti Mahasiswa Dari Sumba, Keluarga Mengharapkan Ini...
Baca Juga: Polresta Kupang Amankan Pelaku Pengrusakan Kios di Kelurahan TDM
Saingo mengaku baru menjabat sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 4 sesudah di lantik pada bulan September yang lalu.
Sehingga dia masih melakukan berbagai upaya dalam membina serta menjelaskan berbagai aturan sekolah yang harus ditaati siswa SMP Negeri 4 Wewewa Tengah.
Akan tetapi, Saingo menuturkan, sebelum dirinya dilantika sebagai kepala sekolah yang baru di SMP Negeri 4 Wewewa Tengah, kepala sekolah yang digantinya telah memanggil orangtua murid dan juga sudah berdialog dengan pimpinan aliran saksi saksi Yehuwa atau Yehovahs Witnesses.
"Saya belum bisa memutuskan karena masih baru. Tentunya saya telusuri dulu. Saya dengar informasi kalau mantan kepala sekolah lama sudah memanggil orangtua siswa itu untuk diberi pembinaan," ujarnya.
Beberapa hari kemarin, kata Saingo, dirinya juga telah memanggil keempat siswa yang bersangkutan untuk diberi pembinaan tentang pentingnya menghormati Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jika memiliki kepercayaan yang berbeda-beda namun tetap nasionalis, kata Saingo, lembaga sekolah sangat menghormati dan menghargai.
Bahkan ia mencontohkan siswa-siswi yang lain disekolahnya yang memiliki beragam kepercayaan namun tetap nasionalis serta tetap taat dan tunduk kepada negara.
Namun, ketika ada yang menganut kepercayaan lain tetapi tidak taat kepada negara, Saingo menegaskan, lembaga sekolah tidak bisa memberi toleransi dalam menghargai ataupun menghormati kepercayaan tersebut.
"Walau kita berbeda keyakinan tetapi tetap taat dan patuh pada negara, kita pasti menghargai dan menghormati perbedaan itu," tuturnya.
Artikel Terkait
Bupati SBD Apresiasi Ketrampilan WBP di Lapas Waikabubak
Identitas Mayat Terbakar di Kota Kupang Terungkap, Keluarga Mendatangi Makam Almarhum
Polresta Kupang Amankan Pelaku Pengrusakan Kios di Kelurahan TDM
Jika Mayat Terbakar di Kota Kupang Terbukti Mahasiswa Dari Sumba, Keluarga Mengharapkan Ini...
Siswa SMP di SBD NTT Menolak Hormat Bendera Karena Menganut Aliran Ini...