Rawan Bencana, BMKG Bangun Markas Di NTT Untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini

- Minggu, 5 Februari 2023 | 00:14 WIB
Rawan Bencana, BMKG Bangun Markas Di NTT Untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini (BMKG)
Rawan Bencana, BMKG Bangun Markas Di NTT Untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini (BMKG)

Hits IDN -- Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membangun Fasilitas Pelayanan Terpadu BMKG dan Operasional Radar Cuaca di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Markas" pelayanan terpadu BMKG tersebut dibangun untuk memperkuat sistem peringatan-dini">peringatan dini meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 

Hal tersebut dimaksudkan untuk menguatkan mitigasi multi bencana geo-hidrometeoroligi untuk mencegah terjadinya korban jiwa. 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Untuk 22 Kota Di NTT, Minggu 05 Februari 2023 

Fasilitas Pelayanan Terpadu ini juga disiapkan untuk kegiatan layanan di berbagai sektor pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, antara lain transportasi, infrastruktur, pertanian dan perikanan, sumber daya energi, energi, lingkungan hidup, kesehatan, pariwisata industri, perdagangan, dan perindustrian.

"InsyaAllah, keberadaan fasilitas pelayanan terpadu BMKG ini dapat semakin memperkuat sistem peringatan-dini">peringatan dini multi bencana di wilayah timur Indonesia," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati ketika meresmikan Markas Pelayanan Terpadu BMKG Provinsi NTT, Kamis (2/2/2023).

"Selain itu juga semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan data dan informasi MKG untuk seluruh wilayah NTT," sambungnya.

Baca Juga: Wartawan Di Sumba Polisikan Suplayer Bahan Bangunan Rumah Bantuan, Ini Alasannya

Kepala BMKG menjelaskan, wilayah NTT merupakan daerah rawan gempabumi dan tsunami karena diapit beberapa sumber pembangkit gempa aktif. 

Di NTT bagian utara terdapat Sumber Gempa Sesar Naik Flores (Flores Thrust), Sesar Naik Sawu (Sawu Thrust) dan Sesar Semau (Semau Thrust). 

Kemudian di bagian selatan terdapat sumber gempa pada bidang kontak Zona Megathrust yang memiliki kekuatan maksimum mencapai M8,5, serta Jalur Sesar Naik dan Lipatan Timor (Timor Fold and Thrust Belt-FTB).

Baca Juga: Nikita Mirzani Kembali Berurusan Dengan Polisi, Kasusnya Masih Sama

Sejarah mencatat, bencana gempa bumi merusak dan tsunami sudah sering kali terjadi di NTT, seperti pada tahun 1855, 1891, 1896, 1908, 1919, 1977, 1979, 1982, 1991, 1992 dan 2004.

Sementara itu, berdasarkan data kejadian bencana di NTT yang bersumber dari data bencana BPBD Provinsi NTT, bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, curah hujan ekstrem, dan puting beliung adalah bencana yang paling banyak terjadi setiap tahun di NTT.

Halaman:

Editor: Yohanes Germanus Seran

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

X