Hits IDN - Menjelang bulan Ramadan, Ganjar Pranowo ( Gubernur Jateng), didampingi istri tercinta Siti Atikoh ziarah ke makam salah satu wali songo, Sunan Ampel di surabaya, Jawa Timur.
Diketahui, Sunan Ampel adalah seorang wali yang menyebarkan agama islam ditanah jawa. Ia lahir pada tahun 1401 didaerah Champa, Vietnam. Beliau menjadi pemimpin wali songo menggantikan sunan gresik yng wafat pada tahun 1419. Sunan Ampel adalah putera dari Syek ibrahim zainuddin Aksamarqandy dengan Dewi Candrawulan.
Dalam pantauan awak media, Bacapres RI 2024 berdiri di samping pusara Sunan yang bernama asli Syekh Ali Rahmatullah sambil melantunkam tahlil dan doa.
Ganjar Pranowo bersama istrinya tiba di gerbang pemakaman pada Jumat malam (17/03/2023) sekira pukul 20.25 WIB. Ganjar langsung disambut para peziarah yang minta bersalaman.
Alunan tahlil dan doa yang dilantunkan terdengar sangat jelas dari dua bagian komplek pemakaman. Yakni bagian peziarah lelaki dan peziarah perempuan.
Ganjar langsung digandeng dua keturunan Sunan Ampel untuk memasuki area pemakaman keluarga inti Sunan Ampel yang menjadi bagian terdalam pemakaman yang sebelumnya masih berwudu.
Subhanallah wabihamdih, Subhanallahil 'adzim. Laa ilaha illallah. Laa ilaha illallah," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Sabtu kemarin (18/03/2023).
Begitu runtutan bacaan tahlil, Ganjar bersama istri mengamini doa-doa yang diungkapkan oleh Gus Abdul Muis Azis yang merupakan cicit pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Bisri Syansuri.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan ziarah ke makam Sunan Ampel merupakan rangkaian nyadran Walisongo yang akan dilakukannya sampai dengan hari Minggu (19/03/2023).
Kita muslim Indonesia mengenal yang namanya tradisi nyadran sebelum ramadhan. Dan kami mengawali nyadran di makam Sunan Ampel," kata Ganjar.
Bagi Ganjar, Sunan Ampel jadi salah satu sosok yang berjasa bagi umat muslim di Tanah Air, karena ia melakukan segala cara untuk berdakwah. Moh Limo, lanjut Ganjar, merupakan salah satu ungkapan dakwah Sunan Ampel yang sampai saat ini masih sangat relevan.
Moh Limo yang berarti tidak mau (melakukan) lima (perkara), yang terdiri dari moh mabuk(tidak mau minum-minuman keras), moh main (tidak berjudi), moh madon (tidak berzina), moh madat (tidak mau menggunakan narkoba) dan moh maling (tidak mau mencuri).
"Cara tersebut merupakan akulturasi dakwah agar mudah diterima masyarakat," kata Ganjar.
Menurutnya, alasan lain perjalanan nyadran Walisongo yang dia lakoni ini adalah untuk mengenang cara dakwah ulama terdahulu yang tidak menyingkirkan kearifan lokal.
Artikel Terkait
Menkumham Raih 2 Gelar Juara di HBP Shooting Tournament
Jelang HBP Ke-59 Lapas Atambua Laksanakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Proaktif Kepada Warga Binaan
Tidak Serahkan Aset Desa Berpotensi Pidana? Simak Pernyataan Camat Malaka Barat
Mantan Bupati Bursel Jadi Tersangka Baru, KPK Minta Masyarakat Mengawasi Proses Penyidikan Perkara
Kontingen Sepak Bola Kabupaten Malaka Sabet Medali Emas POPDA VI NTT
Rebut Emas POPDA NTT, Bupati Malaka Bilang Begini Ke 'Pasukan' ABS
Mario 'Fighter' Nahak Rebut Sabuk Emas Tinju Bupati Malaka
Bupati Malaka Bangga, Tim Malaka Berhasil Gondol Emas Sepakbola Popda NTT
MINGGU! Jadwal Transportasi Laut Antarpulau di NTT 19 Maret 2023, Cek Rute Selengkapnya
Mucikari Bersama 39 PSK di Indekos Jakarta Barat Digerebek Polisi