IDN -- African Swin Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika alias Flu Babi kembal mengintai populasi ternak babi di NTT. 2 kabupaten, yakni Kabupaten Kupang dan Kabupaten Flores Timur sudah positif ASF.
Di 2 kabupaten tersebut, sudah ada kasus babi mati yang, dikonfiirmasi via uji laboratorium, terkonfirmasi posigif ASF. Ini laporan resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, Kamis (19/01/2023).
Terkait kembali merebaknya ASF di NTT, Pemprov NTT melalui Dinas Peternakan telah mengeluarkan beberapa himbauan, diantaranya penyemperotan disinfektan dan Biosekuriti untuk mencegah penyebaran virus ASF alias Flu Babi. Apa itu Biosekuriti?
Baca Juga: ASF Alias Flu Babi Kembali Guncang NTT, Pahami Gejala Dan Pencegahannya Disini
Biosekuriti adalah pertahanan pertama untuk pengendalian wabah. Biosekuriti dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan atau kontak dengan ternak tertular untuk rantai penyebaran penyakit, termasuk ASF.
Penerapan Biosekuriti dipercaya dapat mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam ternak.
Penerapan Biosekuriti dapat dilakukan melalui 3 hal, yakni isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi.
Baca Juga: Hasil Lab Kasus Babi Mati Di NTT Positif Flu Afrika, Pemprov Lakukan Ini
Isolasi dimaksudkan untuk mencegah kontak diantara ternak babi di satu area atau lingkungan tertentu. Dengan isolasi, kontak antara ternak babi dapat dikendalikan. Fasilitas yang digunakan untuk melakukan isolasi hendaknya dalam keadaan bersih dan didisinfeksi.
Kontrol lalu lintas merupakan tindakan mencegah keluar masuk ternak babi dari satu daerah ke daerah lain, terutama dari daerah yang terkontaminasi ASF.
Terkait ditemukannya kasus positif ASF di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Flores Timur, Pemprov telah meminta pemkab untuk membuat aturan untuk mengontrol pergerakan ternak babi dari satu daerah ke daerah lain.
Baca Juga: Jabatan Kades Jadi 9 Tahun? 2 Kades Di NTT Ini Malah Sudah Jabat 18 Tahun
Sanitasi merupakan tindakan pencegahan terhadap kontaminasi yang disebabkan oleh feses. Kontaminasi feses dapat masuk melalui oral pada ternak babi.
Kontaminasi ini dapat terjadi pada peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum.