Rektor Unhas Tetap Bengkang, Kuasa Hukum Keluarga Virendy Layangkan Surat Somasi III

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 05:35 WIB
Kuasa Hukum Keluarga Almarhum Virendy Marjefy Wehantouw, Yodi Kristianto, S.H, M.H Kembali Melayangkan Surat Somasi III Kepada Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa. (Dok. WhatsApp/Rovyn Tenge).
Kuasa Hukum Keluarga Almarhum Virendy Marjefy Wehantouw, Yodi Kristianto, S.H, M.H Kembali Melayangkan Surat Somasi III Kepada Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa. (Dok. WhatsApp/Rovyn Tenge).

Hits IDN - Meski sudah mendapatkan Surat Somasi I dan II, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa tetap memperlihatkan sikap membangkang atau tidak mau mematuhi apa yang menjadi tuntutan dan harapan dari keluarga almarhum Virendy Marjefy Wehantouw.

Akibatnya, kuasa hukum keluarga almarhum Virendy Marjefy Wehantouw, Yodi Kristianto, SH, MH dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum YK dan Partners kembali melayangkan Surat Somasi ke III yang telah diantar langsung dan diterima oleh Staf LBH Unhas, Muh. Ilham Prawira.

Yodi Kristianto menyampaikan, seperti diketahui sebelumnya, Virendy Marjefy Wehantouw (18) adalah mahasiswa jurusan Arsitektur angkatan 2021, Fakultas Teknik Unhas yang tewas saat mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar dan Orientasi Medan (Diksar dan Ormed) XXVII UKM Mapala 09 SMFT Unhas yang berlangsung 09-16 Januari 2023 di Kabupaten Maros-Gowa.

Baca Juga: Koorda BEMNUS NTB: Bukan Langkah Yang Tepat Rektor UMMAT Membekukan DPM dan BEM

Surat Somasi kepada Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa ini dilayangkan kuasa hukum keluarga almarhum Virendy Marjefy Wehantouw, karena pihak Rektorat Unhas maupun Dekanat Fakultas Teknik seakan cuci tangan dan melepaskan tanggung jawab terhadap peristiwa yang telah merenggut nyawa seorang mahasiswanya.

Menurut Yodi Kristianto, sejak peristiwa kematian almarhum Virendy Marjefy Wehantouw pada Jumat (13/01/2023) malam sekitar pukul 23.00 Wita sampai detik ini, pihak Rektorat Unhas maupun Dekanat Fakultas Teknik tidak pernah sekalipun datang secara kelembagaan menemui keluarga untuk menunjukkan rasa empati dan itikad baiknya serta membahas berbagai hal yang diinginkan keluarga sebagai bentuk pertanggung jawaban Unhas.

Selama ini, ungkap Yodi Kristianto, pihak Unhas justru memperlihatkan sikap acuh, tak perduli serta terkesan tidak mau bertanggung jawab terhadap peristiwa kematian mahasiswanya, dan parahnya lagi ikut berusaha menutup-nutupi ataupun membungkam kasus tersebut hingga membuat pembohongan publik melalui pemberitaan media yang pernyataan-pernyataannya terkesan hanya pencitraan belaka.

Baca Juga: Heboh! Mahasiswa UMB Yogya Asal SBD Hilang Misterius Setelah Hadiri Ultah Pacarnya di Kota Kupang

"Bagaimana seandainya pak Rektor Unhas atau para Dekanat Fakultas Teknik yang mengalami peristiwa ini ? Kehilangan putra tercinta yang kematiannya penuh misteri. Berangkat mengikuti Diksar secara baik-baik, namun kepulangannya sudah terbujur kaku di kamar jenazah RS Grestelina dengan tubuh penuh lebam, memar dan luka. Lebih menyedihkan lagi, pihak keluarga mengetahui Virendy sudah meninggal, itu setelah mengecek sendiri ke RS Grestelina melalui keponakan yang bekerja disana,"tuturnya Rektor Unhas Tetap Membangkang, Kuasa Hukum Keluarga Virendy Layangkan Surat Somasi III.

Meski sudah mendapatkan Surat Somasi I dan II, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa tetap memperlihatkan sikap membangkang atau tidak mau mematuhi apa yang menjadi tuntutan dan harapan dari keluarga almarhum Virendy Marjefy Wehantouw.

Surat Somasi kepada Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa ini dilayangkan kuasa hukum keluarga almarhum Virendy Marjefy Wehantouw, karena pihak Rektorat Unhas maupun Dekanat Fakultas Teknik seakan cuci tangan dan melepaskan tanggung jawab terhadap peristiwa yang telah merenggut nyawa seorang mahasiswanya.

Baca Juga: Ini Penyebab Kematian Almarhum Sebastian Bokol Mahasiswa UMB Yogya Asal SBD Yang Dibakar di Kota Kupang

Menurut Yodi Kristianto, sejak peristiwa kematian almarhum Virendy Marjefy Wehantouw pada Jumat (13/01/2023) malam sekitar pukul 23.00 Wita sampai detik ini, pihak Rektorat Unhas maupun Dekanat Fakultas Teknik tidak pernah sekalipun datang secara kelembagaan menemui keluarga untuk menunjukkan rasa empati dan itikad baiknya serta membahas berbagai hal yang diinginkan keluarga sebagai bentuk pertanggung jawaban Unhas.

Selama ini, ungkap Yodi Kristianto, pihak Unhas justru memperlihatkan sikap acuh, tak perduli serta terkesan tidak mau bertanggung jawab terhadap peristiwa kematian mahasiswanya, dan parahnya lagi ikut berusaha menutup-nutupi ataupun membungkam kasus tersebut hingga membuat pembohongan publik melalui pemberitaan media yang pernyataan-pernyataannya terkesan hanya pencitraan belaka.

"Bagaimana seandainya pak Rektor Unhas atau para Dekanat Fakultas Teknik yang mengalami peristiwa ini ? Kehilangan putra tercinta yang kematiannya penuh misteri. Berangkat mengikuti Diksar secara baik-baik, namun kepulangannya sudah terbujur kaku di kamar jenazah RS Grestelina dengan tubuh penuh lebam, memar dan luka. Lebih menyedihkan lagi, pihak keluarga mengetahui Virendy sudah meninggal, itu setelah mengecek sendiri ke RS Grestelina melalui keponakan yang bekerja disana,"tuturnya.

Halaman:

Editor: Rovyn Tenge

Sumber: Muh Arifin Rahim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jadwal Kapal Cepat di NTT Malam Ini, 21 Maret 2023

Selasa, 21 Maret 2023 | 18:39 WIB

Jadwal Kapal Ferry di NTT 21 Maret 2023

Selasa, 21 Maret 2023 | 10:30 WIB

DPW PSI NTT Ke Malaka, Ada Apa?

Senin, 20 Maret 2023 | 21:33 WIB
X