HiTs IDN - Kebakaran melanda ratusan hektare hutan perkebunan kayu balsa dan kayu jati di Desa Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Pasalnya, dari 400 hektare Lahan yang Terbakar, petugas baru dapat memadamkan sekitar 14 hektare laha ln tersebut.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi Ketahanan Nasional Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Sandri Rumanama meminta agar bencana tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Pusat.
" Ini sudah ratusan hektare dilahap api dan sebagian besar terjadi pada lahan gambut dan hutan mangrove, Badan Nasional Restorasi Gambut dan Mangrove harus membentuk Badan Non-struktural di Provinsi Maluku agar bisa mempercepat proses restorasi lahan gambut di Maluku khusunya di Palau Seram,"ucap Sandri Rumanama melalui pesan tertulisnya, Senin (11/9/2023).
Baca Juga: Cacat Prosedur, Organisasi Kepemudaan Tak Terima Hasil MUSDA Ke-VI DPD II KNPI Kota Bima
Ia menjelaskan bahwa Pulau Seram memiliki wilayah seluas 18.625 km2 , dengan panjang 340 km dan lebar 60 km harus menjadi perhatian pemerintah pusat apalagi dengan keterbatasan infrastruktur sangat sulit menjangkau berbagai persoalan yang terjadi di sana. Banyak persoalan yang harus diselesaikan disana bukan hanya Kebakaran Hutan Gambut dan Mangrove saja.
"Saya sudah menyurati BNRG agar menurunkan TIM disana untuk melakukan observasi lanjutan terhadap hutan mangrove dan lahan gambut di Kabupaten Seram Bagian Timur,"Papar Sandri Rumanama yang juga Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI).
Baca Juga: Waketum SEMMI, BNPT Kontrol Rumah Ibadah Bukan Mengontrol Ibadah
Ia juga meminta agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa membantu pemerintah daerah Kab. Seram Bagian Timur untuk mengatasi kebakaran hutan, sulitnya mendapatkan air bersih, banjir bahkan orang hilang yang menjadi bencana tahunan di Kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa tersebut.
"Kasihan masyarakat kami, disana kebakaran hutan, banjir, orang hilang itu menjadi langganan masyarakat kami, keterbatasan fiskal daerah menjadi alasan utama lamanya penanganan berbagai bencana disana,"terangnya.
Bahkan Sandri Rumanama mengajak serta mendorong sejumlah tokoh Nasional asal daerah Maluku untuk angkat bicara dalam peristiwa tersebut.***